Hai pembaca blog pribadiku, kali ini aku akan membagikan cerita
pengalaman singkatku berlibur di kota lahirnya Pak Jokowi ya bapak Presiden RI
yang ke 7. Perjalankan yang kutempuh menuju Solo cukup jauh dari kota kuberada
saat ini yaitu Maumere Flores. Aku menempuh perjalanan menggunakan jasa
penerbangan dari Maumere menuju Yogyakarta dengan menggunakan maskapai Nam Air.
Setelah sampai di kota Yogyakarta, dimana kota yang kuhabiskan sebagaian kisah
perjuanganku untuk mencapai gelar sarjana, ketika mendengar kata jogja aku akan
teringat sebagian sejarah hidupku. Ya maklum saja saya tinggal dikota tersebut
cukup lama, tapi kali ini liburanku adalah ingin mengunjungi kota Solo ya
tetangganya kotaku selama waktu kulia yang tidak perna ku sunggahi hanya lewat doang
kalau aku melakukan perjalanan menuju Surabaya ataupun Malang.
Hehehehe curhat
mulu ya aku gak apa-apaya hehehe
Pagi hari aku berangkat dari Jogja menuju ke solo, ku putuskan
untuk menggunakan jasa transportasi darat yaitu dengan menaiki kereta dari
Stasiun Maguwoharjo menuju ke solo. Aku memilih naik kareta Prameks jam 7 pagi
berangkat dari Stasiun Maguwoharjo dan sepanjang jalan dari jogja menuju Solo
aku begitu menikmati perjalanan maklum saja kareta ekonomi Ac ini begitu
nyaman, sepanjang jalan menuju Solo kunikmati pemandangan alam persawahan dan
perkebunan yang begitu hijau dan jarang sekali kutemukan di kota Maumere tempat
ku bekerja dan tinggal saat ini maklum saja Maumere berada di Pulau Flores yang
pastinya dikelilingi oleh pemandangan alam berupa pantai dan lautan lepas. Sehingga
pemandangan alam yang hijau memanjakan mata adalah pemandangan yang sangat indah
untuk kunikmati pagi hari disaat matahari mulai menyinari bumi dan embun
malampun masih tersisa membasahi dedaunan pepohonan sepanjang perjalanan menuju
Solo. Tak kusangka waktu perjalanan sejampun begitu cepat tak terasa kareta
yang kutumpangipun akhirnya berhenti di Stasiun Purwosari. Di Solo sendiri
terdapat dua stasiun yang menjadi persinggahan kareta dari arah Jogja yaitu
stasiun Purwosari dan Solo Balapan. Dan kali ini aku memilih turun distasiun
Purwosari karena akses transportasi menuju Pasar Klewer yang merupakan pusat
grosiran batik di kota Solo dan Kareton Surakarta sangat dekat dapat ditempuh
dengan banyak jasa transportasi yaitu ada Becak,Taxi dan Angkot. Aku memilih
naiki angkot karena jaraknya cukup dekat dan biayanya cukup terjangkau yaitu RP
5.000,-/orang. Kali ini liburanku di kotanya Pak Presiden Jokowi ku awali
dengan mengunjungi sebuah angkringan yang berada ditengah-tengah antara pasar
Klewer dan Keraton Solo maklum saja berangkat dari Jogja cukup pagi membuat aku
tak sempat sarapan. Sehingga angkringan tersebut sebagai tempat ku mengisi
amunisi pada perutku dan memberikan tenaga untuk traveling singkatku di solo, Tujuanku
kali ini ke solo benar-benar khusus untuk berburu batik dan berkunjung ke
Keraton Surakarta yang merupakan list destinasi wisata yang telah lama masuk
dalam agenda perjalananku, dan baru terealisasi saat ini ketika ada waktu
kosong untuk berlibur disela-selah kesibukan kerjaku.
![]() |
Angkringan |
Setalah menikmati sarapan
di angkringan sekaligus obat pemuas rasa kangenku pada menu-menu makanan di angkringan
yang enak dan cukup bersahabat harganya sambil membanyangkan kebiasaanku makan
di angkringan saat aku kulia dulu, dimana angkringan selalu menjawab
kebutuhanku di tanggal tua ketika uang menipis dan belum mendapat kiriman dari
papa dan mama ku hehehe.
Setelah selesai sarapan di angkringan aku memutuskan melakukan
perjalanan menuju pasar klewer, sebenarnya pasar Klewer tak jauh bedah dengan
pasar Bringharjo yang terletak di jalan Malioboro Yogyakarta. Sepanjang jalan
dan los-los di pasar banyak pedagang menjajahkan pakaian dengan bahan dasar
batik. Karena memang niatanku ke Solo kali adalah berburuh batik di pasar
Klewer maka akupun akhirnya membeli beberapa baju batik dan blazer batik yang
bisa dipakai buat kerja dan kekondangan.
Setelah puas berburu batik akhirnya
aku melanjutkan perjalanan kembali menuju keraton Solo yang letaknya sekompleks
dengan pasar Klewer, dan membeli tiket pada loket penjualan tiket serta
menikmati wisata sejarah di keraton Surakarta.
Kali ini wisataku sedikit
terganggu dengan adanya penutupan beberapa bangsal yang masih dalam tahap
renovasi dan pemugaran, walaupun begitu saya tetap antusias menikmati setiap
sudut pemandangan keraton Surakarta yang tak jauh beda dengan keraton Jogja
yang sudah sering kukunjungi selama menempuh pendidikan di jogja. Hanya yang
membedahkan di keraton Surakarta tidak begitu besar banguanan dan wilayah
keratonya dibandingkan keraton jogja. Namum sangat asyik untuk kunikmati dan
begitu banyak kareta dan barang-barang replica ataupun asli dari istana ataupun
milik raja atau sultan yang bisa kita lihat lansung dan memfotonya.
Aku begitu terhipnotis
oleh jajaran kareta yang berjajar disepanjang teras bangsal yang begitu
mengagumkan dan cantik serta selalu dirawat tiap harinya oleh para abdi dalem. Aku
pun sempat mengabadikan momen tersebut ke camera handphoneku. Sungguh indah
keraton Surakarta dan sejarah kerajaannya yang cukup baut menambah ilmuku lagi
tentang bangsa yang ku cinta.
Tempat beta dilahirkan. Makasih solo untuk semua
keindahanmu dan warisan wisata sejarah dan tradisi yang masih kau pegang teguh
di tengah kuatnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi digital yang begitu
hebatnya. Sebelum pulang ke jogja aku memutuskan untuk menikmati segelas es
dawet dan serabi solo yang dijajahkan oleh pedagang kaki lima di samping istana
keraton setelah itu aku memutuskan untuk kembali pulang ke stasiun dan kembali
ke jogja untuk menyelasikan sedikit pekerjaanku dan juga liburan singkatku di
kota yang selalu istimewa buatku dan selalu punya cerita untukku.