Tepat tanggal 1 Agustus 2016, adalah hari Senin merupakan kesempatan pertamaku mengunjungi kota Ende. Sebagai orang Flores ini adalah pengalaman pertamaku berkunjung ke kota Ende hehehehe kedengarannya sangat lucu masa orang Flores hidup sudah hampir usia perak tapi baru pertama kali menginjakan kaki di kota Ende. Tapi inilah faktanya yang terjadi dan harus saya akui. Karena baru pertama kalinya saya mengunjungi Ende saya sangat bersemangat mengunjungi kota ini. Berangkat dari Maumere kota asalku dengan menggunakan transportasi umum berupa Travel perjalanan yang kutempuh selama kurang lebih 4 jam perjalanan dari kota Maumere menuju ke Kota Ende. Saya sempat dibuat pusing dengan jalanan yang lumayan berbelok-belok dan naik turun bukit ya begitula topografi daerah Flores. Tujuan saya ke Ende adalah melakukan urusan pekerjaan saya disalah satu kantor pemerintahan yang berada di kota Ende. Urusan saya dikantor pun tak memakan banyak waktu karena dokumen yang saya bawa dari Maumere sudah lengkap saya hanya memerlukan waktu satu jam untuk rapat dan menemukan kesepakatan bersama dengan pejabat instansi kantor tersebut yang memang sudah terjadwal dan perna saya komunikasikan sebelumnya via media elektronik. Setelah semua urusan pekerjaan saya selesai. Saya masih memiliki waktu kurang lebih 2 jam sebelum saya pulang kembali ke Maumere maka tak mau saya sia-siakan kesempatan pertama kalinya menginjakan kaki saya di Ende yang terkenal dengan julukan Kota Pancasila ini. Saya pun membuat inisiatif berkunjung ke Rumah Pengasingan Bung Karno karena destinasi wisata ini berada di tengah kota ini yang bisa saya kunjungi sambil menunggu jam keberangkatan saya menuju Maumere.
Setelah
bertanya pada satpam kantor alamat,dan transportasi yang bisa saya gunakan
untuk mengantarkan saya kesana, akhirnya saya pun nekat melakukan Solo
Traveling pertama kalinya dalam hidup saya tepat di tanggal 1 Agustus 2016. ke
rumah pengasingan orang nomor satu di Indonesia. Hehehehe semuanya serba kebeteluan
dengan angka satu.
Saya berangkat menuju Rumah Pengasingan
Presiden Sukarno di Ende dengan menggunakan transportasi ojek karena sangat
dekat dari kantor tempat saya berada. Saya bersama kak Andi nama tukang Ojek
yang mengantarkanku. Sesampai di Rumah Pengasingan Bung Karno saya meminta
Tukang Ojek tersebut menunggu di depan situs rumah pengasingan tersebut karena
saya masih mau memakai jasanya untuk mengantarkan saya ke Taman Renungan Bung
Karno yang jaraknya tak jauh dari situs pengasingan bung Karno. Setelah selesai
berbicara dengan tukang ojek saya pun lansung melangkahkan kaki saya dengan
semangat memasuki gerbang Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Jl. Perwira Ende. Suasana di dalam situs
tersebut siang hari ini sangat sepih hanya terdapat 3 orang pegawai yang sedang
berdiri bercerita tepat di ruang tamu rumah ini, saya pun menyapa mereka dan
menayakan Tiket masuk situs ini sebagaimana yang biasa saya alammi jika ingin
masuk ke museum atau destinasi wisata lainnya pasti kita di kasih tiket. Namun
pertanyaan saya dijawab dengan wajah senyum ceria kakak nyong dan 2 kakak nona,
bahwa pengunjung tidak dikenakan tiket masuk ke Situs Rumah Pengasingan Bung
Karno di Ende. Tetapi saya hanya di tunjuk sebuah kotak kecil bertuliskan sumbangan
sukarela itu yang harus diisi jika telah selasi berkunjung di situs
Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende. Tak mau kehilangan banyak waktu saya pun
meminta brosur penjelasan tentang sejarah situs ini dan membacanya sambil
melihat-lihat semua barang peninggalan Presiden Sukrano dan Istrinya
Inggit Garnarsih, serta mertunya Ibu
Amsi dan anak angkat mereka Ratna Djuami. Dari brosur yang saya baca saya
mendapatkan informasi sejarah yang pastinya menambah wawasan sejarah saya
tentang Bangsa Indonesiaku tercinta ini,
Bahwa Bung Karno diasingkan di ende sejak 14 Januari 1934-18Oktober 1938, dimana tepat 14 Januari 1934, kapal Van Riebeek merapat di pelabuan Ende. Bung Karno dan Istrinya Inggit Garnarsih, serta mertunya Ibu Amsi dan anak angkat mereka Ratna Djuami dan dua orang pembantu, turun dari kapal tersebut. Mereka tinggal di Ende dan bergaul dengan warga sekitar rumah mereka dengan baik sehari-harinya, dimana di kota ini juga Bung Karno akhirnya menemukan bahwa warga Indonesia ada juga yang beragama Non Muslim yaitu beragama Katolik yang banyak dan tinggal berdampingan bersama Sukarno dan keluaraganya. Selama masa pembuangan di Ende, Bung Karno kerap bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh agama yang ada serta bergaual dengan masyarakat sekitar, sehingga membuat Bung Karno merenungkan kehidupan masyarakat sekitar yang beragam di bawah pohon sukun Lima cabang dan melahirkanla butir-butir Mutiara yang kelak dikrstalisaikan sebagai Pancasila, lahir dari Kota Ende.
Bahwa Bung Karno diasingkan di ende sejak 14 Januari 1934-18Oktober 1938, dimana tepat 14 Januari 1934, kapal Van Riebeek merapat di pelabuan Ende. Bung Karno dan Istrinya Inggit Garnarsih, serta mertunya Ibu Amsi dan anak angkat mereka Ratna Djuami dan dua orang pembantu, turun dari kapal tersebut. Mereka tinggal di Ende dan bergaul dengan warga sekitar rumah mereka dengan baik sehari-harinya, dimana di kota ini juga Bung Karno akhirnya menemukan bahwa warga Indonesia ada juga yang beragama Non Muslim yaitu beragama Katolik yang banyak dan tinggal berdampingan bersama Sukarno dan keluaraganya. Selama masa pembuangan di Ende, Bung Karno kerap bertukar pikiran dengan tokoh-tokoh agama yang ada serta bergaual dengan masyarakat sekitar, sehingga membuat Bung Karno merenungkan kehidupan masyarakat sekitar yang beragam di bawah pohon sukun Lima cabang dan melahirkanla butir-butir Mutiara yang kelak dikrstalisaikan sebagai Pancasila, lahir dari Kota Ende.
Tidak
berlebihan pula jika setiap tanggal 1 Juni
tiap tahun masyarakat kabupatan Ende memperingati hari lahir Pancasila
dengan meriah di Taman Renungan Bung Karno dan melakukan Nampak Tilas dari
Rumah pembuangan Sukarano menuju ke Pohon Sukun tempat perenungan Bung Karno.
Di Taman perenungan Bung Karno ini sangat cantik pemandangan alamnya berhadapan
lansung dengan laut lepas Sawu, sebelah kiri terdapat lapangan Pancalia Ende,
sebelah Kanan terdapat Museum Tenun Ikat dan belakangnya terdapat pemandangan
gunung Meja yang terkenal di kota Ende. Mungkin dengan suasan alam yang indah
dan mendukung ini renungan Bung Karno di
bawah Pohon Sukun yang ridnang ini akhirnya menghasilkan butir-butir pancasila
sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
“ DI KOTA INI KUTEMUKAN LIMA BUTIR
MUTIARA, DI BAWAH POHON SUKUN INI PULA KU RENUNGKAN NILAI-NILAI LUHUR PANCASILA”

Saya sangat senang dan bangga bisa menginjakan
kaki saya di tempat ini di kota yang terkenal dengan julukan Kota Pancasila
ini. Makasih Ende untuk wisata sejarah yang singkat yang sudah kau sungguhkan
buat saya, Makasih Bung Karno untuk seluruh pikiran-pikiranMu dan Jasa-jasamu
buat Negri ku ini.

Ku berjanji akan kembali lagi ke Bumi
Pancasila ini akan mengeksplor lebih lagi tentang destinasi Wisata di tempat
ini.
Makasih Ende untuk Tempatmu yang cantik
dan bersejarah ini. Kau memberikan kesan yang cukup berarti buatku yang baru
pertama kali menginjakan kaki di tempat ini, senang bisa lihat situs
peninggalan sejarah bangsa ini yang masih terawat dengan baik.
Bagi wisatawan yang mengunjungi kota
Ende ataupun Danau Kelimut sempatla waktumu untuk mengunjungi Situs Rumah
Pengasingan Bung Karno di Jl. Perwira dan Taman Renungan Bung Karno yang
letaknya berada di tengah Kota Ende.